Penelitian tersebut disimpulkan dalam makalah peer-review yang dirilis di jurnal Frontiers in Environmental Science pada Senin (16/1).
Hasil studi menunjukkan peneliti hanya menemukan sejumlah kecil bahan kimia dalam sayuran yang tumbuh menggunakan pupuk kotoran manusia.
Pada awalnya kekhawatiran berpusat pada kemungkinan senyawa kimia dari obat-obatan bahkan narkoba yang dikonsumsi manusia mengontaminasi tanaman.
Namun dalam hal keamanan, para peneliti menyaring kotoran manusia untuk 310 bahan kimia, dari obat-obatan hingga anti-serangga. Hasil menemukan hanya 6,5 persen di antaranya berada di atas ambang batas dan pada konsentrasi rendah.
"Secara umum, risiko kesehatan manusia dari senyawa farmasi yang masuk ke sistem makanan melalui penggunaan kompos feses, tampaknya rendah," kata para peneliti, seperti dikutip
Al Arabiya.
Sebagai contoh, peneliti mendeteksi dua produk obat dari tanaman kubis, yaitu obat penghilang rasa sakit ibuprofen dan obat antikonvulsan karbamazepin. Tetapi konsentrasinya sangat rendah.
"Ini berarti lebih dari setengah juta kepala kubis perlu dimakan untuk mengumpulkan dosis yang setara dengan satu pil karbamazepin," kata mereka.
Pada bagian kesimpulan, para peneliti mengatakan beberapa produk yang diproses dari limbah manusia dapat mendekati efisiensi alternatif buatan.
Penelitian ini muncul ketika para petani di seluruh dunia bergulat dengan kenaikan harga pupuk. Pemerintah juga berjuang untuk menjaga harga pupuk di tengah perang di Ukraina.
BERITA TERKAIT: