Tiga organisasi tersebut merupakan Partai Negara Bagian Wa, Tentara Aliansi Demokrasi Nasional, dan Partai Progresif Negara Bagian Shan. Mereka adalah tiga kelompok pemberontak yang dinilai netral setelah kudeta militer pada Februari 2021.
Para pemimpin dari ketiga organisasi bertemu dengan pejabat junta militer dalam pertemuan tiga hari yang berakhir pada Sabtu (7/1) di Naypyidaw.
Menurut laporan
Global New Light of Myanmar, ketiganya membahas kebutuhan politik dan upaya membangun persatuan berdasarkan demokrasi dan sistem federal dengan junta.
"Militer meminta kami untuk membiarkan mereka mengadakan pemilihan yang bebas dan adil di wilayah kami," ujar jurubicara Partai Progresif Negara Bagian Shan (SSPP).
SSPP juga mengatakan pihaknya tidak akan menentang pemilu yang dipimpin oleh junta.
Bulan lalu, junta juga bertemu dengan lima tentara etnis lain yang lebih kecil, yang kemudian mengeluarkan pernyataan dukungan untuk pemilu.
Sementara itu, aktivis demokrasi dan negara-negara menolak kemungkinan pemilu yang dipimpin oleh junta lantaran dinilai hanya sebatas taktik untuk mempertahankan kekuasaan.
BERITA TERKAIT: