Anggota parlemen bahkan serempak menuntut hukuman bagi para komandan.
Reuters dalam laporannya menyebutkan bahwa anggota parlemen menyesalkan ketidaksiapan komandan pasukan dan mengabaikan bahaya sehingga puluhan tentara Rusia tewas dalam salah satu serangan paling mematikan dalam konflik Ukraina.
Dalam pernyataannya pada Selasa (3/1), Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan 63 tentara tewas dalam serangan yang diluncurkan Ukraina pada malam tahun baru. Serangan itu menghancurkan barak di sebuah perguruan tinggi kejuruan di Makiivka, kota kembar ibu kota Donetsk yang diduduki Rusia di timur Ukraina.
Itu adalah korban jiwa terbesar yang dilaporkan Kementerian Pertahanan Rusia sepanjang pertikaian Moskow dengan Kyiv.
Mantan pemimpin separatis Rusia Igor Strelkov mengatakan, pasukan yang sebagian besar terdiri dari orang-orang Rusia yang dimobilisasi, ditempatkan di sebuah gedung yang tidak aman. Gedung itu hancur karena amunisi yang disimpan di tempat itu diledakkan. Puluhan tentara yang berada di dalamnya tewas.
Andrei Medvedev, wakil ketua legislatif kota Moskow, mengkritik keras pada komandan. Katanya, perang sudah berlangsung selama sepuluh bulan, tetapi masih saja tidak bisa membaca peta musuh, menganggap musuh begitu bodoh yang tidak melihat apa-apa.
Sekitar 200 orang terlihat meletakkan mawar dan karangan bunga di alun-alun pusat kota Samara, tempat beberapa prajurit berasal. Mereka terpekur menundukkan wajah saat pendeta Ortodoks membacakan doa.
Gubernur Samara, Dmitry Azarov, mengatakan tentara yang tewas kebanyakan berasal dari wilayahnya.
Gugurnya puluhan tentara tepat di malam tahun baru memicu kritik online yang keras di Rusia terhadap komando senior angkatan darat, termasuk dari komentator nasionalis yang mendukung intervensi militer Rusia.
Koresponden militer Rusia, yang mendapat pengaruh dalam beberapa bulan terakhir, mengatakan ratusan orang bisa saja terbunuh dan menuduh komandan tinggi Rusia tidak belajar dari kesalahan masa lalu.
Kemarahan tersebut diperkuat oleh laporan bahwa banyak dari korban adalah tentara cadangan yang baru-baru ini dimobilisasi menjadi tentara.
“Kesimpulan apa yang akan ditarik? Siapa yang akan dihukum?†kecam Mikhail Matveyev, anggota parlemen Rusia yang mewakili Samara, dalam postingan media sosialnya.
BERITA TERKAIT: