"Pada tahun 2022, pasokan reguler melampaui jumlah kontrak harian, atas permintaan pihak China. Akibatnya kami melampaui komitmen tahunan kami," kata Miller dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh perusahaan di Telegram, seperti dikutip dari
Sputnik, Senin (2/1).
Bahkan, "Mulai 1 Januari tahun baru ini, pasokan untuk China dipersiapkan pada level baru," lanjutnya.
Pasokan dilakukan melalui pipa gas Power of Siberia di bawah kontrak jangka panjang antara Gazprom dan China National Petroleum Corporation.
Pada 2020, pasokan gas Rusia untuk China mencapai 4,1 miliar meter kubik, dan tumbuh 2,5 kali lipat menjadi 10,4 miliar meter kubik pada 2021. Diharapkan itu akan terus berkembang hingga jaringan pipa mencapai target kapasitas tahunan sebesar 38 miliar meter kubik pada tahun 2025.
Hal berbeda terjadi pada pasokan gas Rusia ke negara-negara Eropa yang mengalami penurunan tajam, anjlok hingga 45,5 persen pada 2022.
Eropa sebelumnya merupakan pasar ekspor utama Gazprom, tetapi pasokan telah berkurang secara drastis akibat sanksi menyusul serangan Rusia di Ukraina.
Pekan lalu, Miller mengakui bahwa Gazprom mengalami tahun yang "sangat, sangat sulit" terkait pasokannya ke Eropa.
Dia mencatat "perubahan total di pasar energi" yang dipicu oleh sanksi Eropa akibat invasi Rusia ke Ukraina.
BERITA TERKAIT: