Dalam melakukan aksinya tersebut, profesor ini mengatakan bahwa ia tidak lagi menerima pendidikan di Afghanistan, jika ibu dan saudara perempuannya tidak mendapatkan kesempatan yang sama seperti dirinya.
Dimuat
Hindustan Times pada Rabu (28/12), video dari acara tv tersebut banyak dibagikan di media sosial yang memperlihatkan sang profesor tengah mengangkat ijazahnya satu per satu dan mulai merobeknya.
"Mulai hari ini saya tidak membutuhkan ijazah ini lagi karena negara ini bukan tempat untuk pendidikan. Jika saudara perempuan saya dan ibu saya tidak bisa belajar, maka saya TIDAK menerima pendidikan ini," ujarnya.
Menanggapi aksi ini, banyak masyarakat yang setuju dan menyanjung aksi protes yang berani ini, termasuk mantan penasihat kebijakan Menteri Pemukiman Kembali Afghanistan dan Menteri Pengungsi, Shabnam Nasimi.
"Adegan yang menakjubkan ketika seorang profesor universitas Kabul menghancurkan ijazahnya di siaran langsung TV di Afghanistan," ujar Shabnam Nasimi.
Taliban yang pada pekan lalu melarang pendidikan universitas bagi perempuan di seluruh Afghanistan, baru-baru ini juga telah melarang perempuan bekerja di lembaga non-pemerintah (LSM) yang memicu banyaknya kritik yang diterima secara global.
BERITA TERKAIT: