Perdana menteri terlama Israel dan tokoh politik paling dominan dan terpolarisasi dari generasinya itu kembali ke jalur kampanye.
Hanya hitungan minggu, Israel akan mengadakan pemilihan nasional kelima dalam empat tahun dengan Media Israel dipenuhi oleh analisa para ahli dan laporan jajak pendapat yang menunjukkan siapa yang naik dan siapa yang kalah.
Partai Likud-nya diperkirakan akan memenangkan blok kursi terbesar di Knesset. Sayangnya, tuduhan korupsi yang membayangi dan kritik yang meningkat atas hubungannya dengan partai sayap kanan yang berkembang pesat yang mungkin ia andalkan untuk membentuk pemerintahan, survei memperkirakan tidak akan ada kemenangan KO bagi Netanyahu.
Jajak pendapat secara konsisten memprediksi blok sayap kanan Netanyahu dan partai-partai agama akan kembali kehilangan satu atau dua kursi untuk memenangkan mayoritas Knesset. Namun, Netanyahi nampaknya menjalankan kampanye yang gigih. Bahkan, ia membentuk aliansi baru yang kontroversial dalam upayanya untuk kembali memegang jabatan perdana menteri.
Kegigihan kampanyenya menunjukkan, menjadi perdana menteri lagi akan memudahkannya untuk lolos dari konsekuensi pengadilan atas dugaan korupsinya.
Eran Amsalem, asisten profesor komunikasi di Universitas Ibrani Yerusalem, mengungkapkan, “Blok Bibi vs no Bibi telah mematahkan perbedaan politik yang ada selama beberapa dekade dalam politik Israel.â€
“Beberapa partai besar secara ideologis tidak terlalu jauh dari Likud dalam hal kebijakan ekonomi atau keamanan. Tidak ada yang mengatakan: 'Kami menentang Likud.' Mereka semua menentang Bibi,†katanya
Netanyahu sendiri telah berbicara kepada orang-orang di sekitarnya, "Apakah Anda ingin mengembalikan kebanggaan nasional? Mengurangi biaya hidup? Mengembalikan keamanan pribadi?" tanyanya.
"Saya bukan raja. Seorang raja tidak bisa dipilih. Saya harus dipilih dan itu tergantung pada Anda," tambah Netanyahu.
BERITA TERKAIT: