Sebuah kelompok lobi Jerman yang mewakili perusahaan-perusahaan di Eropa timur menjadi penggagas untuk rancangan tersebut.
Mereka akan mengajukan berkas rencana pembangunan ekonomi berisi 20 halaman, berjudul "Membangun Kembali Ukraina" yang mencakup topik-topik dari industri, pertanian hingga energi.
Menurut ketua kelompok lobi Michael Harms pada Minggu (23/10), perusahaan membutuhkan kontrak yang dapat diandalkan, proses tender dan persetujuan yang cepat, serta keamanan finansial dan hukum.
"Perusahaan Jerman harus diberikan insentif untuk berinvestasi di Ukraina seperti Marshall Plan, yang merupakan inisiatif AS dalam mendorong investasi di Jerman Barat setelah Perang Dunia Kedua," kata ketua kelompok lobi Michael Harms pada Minggu (23/10).
Dimuat
Reuters, berkas rencana akan dibicarakan dalam forum bisnis Ukraina-Jerman di Berlin pada Senin (24/10).
Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Perdana Menteri Ukraina Denys Schmyhal terkonfirmasi akan hadir dalam pertemuan tersebut.
Rancangan lobi Jerman sejalan dengan seruan Scholz dan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen agar bisa membuat rencana serupa Marshall Plan baru untuk Ukraina abad ke-21.
Membangun kembali Ukraina bukanlah pekerjaan mudah. Sebab, menurut World Bank, upaya itu akan memakan biaya sekitar 350 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 5.451 triliun.
BERITA TERKAIT: