Pernyataan Geoana melalui tautan video di Forum Keamanan Helsinki (HSF) baru-baru ini muncul di tengah upaya Moskow mencaplok daerah-daerah pendudukan, serta kebocoran jaringan pipa gas alam Nord Stream di Laut Baltik.
"Invasi Rusia telah mencapai "titik balik," kata Geoana, seperti dikutip dari Newsweek, Senin (3/10). Namun, ia tidak memungkiri bahwa Rusia masih memiliki kemungkinan untuk kembali mengobarkan serangan mematikannya.
"Perang Rusia menggarisbawahi betapa pentingnya pencegahan dan pertahanan yang kuat," katanya.
"Rusia melemah, tetapi masih berbahaya. Dan kita tidak boleh menurunkan kewaspadaan. Kita tidak dapat berasumsi bahwa Rusia tidak akan menyerang lagi, atau menyerang negara lainnya," lanjut Geoana.
Ia mengingatkan kembali pada prediksi yang kurang tepat bahwa Rusia tidak akan melakukan operasi militer dan meluncurkan serangan sejak awal.
"Banyak yang berasumsi bahwa Rusia tidak akan meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina sejak awal. Mereka salah," katanya.
Pidato Geoana kepada HSF datang ketika NATO merilis pernyataan baru tentang dugaan sabotase jaringan pipa Nord Stream.
Empat ledakan menyebabkan empat pelanggaran di jalur pipa Nord Stream 1 dan 2 di perairan internasional, dua di zona ekonomi eksklusif Denmark dan dua di Swedia.
Penyelidik Denmark, Swedia, dan Jerman berharap dapat mengakses lokasi ledakan dalam beberapa hari mendatang.
Putin menyalahkan musuh Baratnya atas insiden tersebut.
Sementara itu Pejabat NATO dan Uni Eropa telah menahan diri untuk tidak menyalahkan Moskow secara langsung, meskipun telah mengindikasikan bahwa mereka mencurigai keterlibatan Rusia.
BERITA TERKAIT: