"Hasilnya belum dapat diklarifikasi dan mayatnya belum ditemukan di sana karena roket menargetkan daerah itu hingga tidak ada yang tersisa," kata jurubicara Taliban Zabihullah Mujahid dalam konferensi persnya pada Kamis (25/8).
Seperti dikutip dari
ABC News, Departemen Pertahanan AS mengatakan mereka telah membunuh Al-Zawahiri pada 31 Juli, dengan rudal yang ditembakkan dari pesawat tak berawak saat dia berdiri di balkon rumah di Kabul, Afghanistan.
Kematian Al-Zawahiri menjadi pukulan terbesar bagi kelompok teror Al Qaeda setelah sebelumnya US Navy SEALS menembak mati Osama bin Laden lebih dari satu dekade lalu.
Taliban meragukan klaim tersebut dan menyatakan drone AS telah menyerang sebuah rumah di Kabul. Mereka juga mengutuk tindakan tersebut dan menuduh AS telah melanggar perjanjian penarikan.
Menurut perjanjian yang ditandatangani di Doha pada Februari 2020 lalu, Taliban berjanji bahwa wilayahnya tidak akan menjadi surga bagi Al Qaeda, dan tidak akan digunakan untuk pelatihan, persiapan, atau indoktrinasi oleh organisasi teroris mana pun.
Pasca kematian Al-Zawahiri di Afghanistan, Taliban berulang kali menyangkal hubungannya dengan Al Qaeda dan kelompok teroris mana pun sejak merebut kekuasaan tahun lalu.
BERITA TERKAIT: