Buku pedoman baru tersebut dirilis setelah Korea Selatan menyambut pemerintahan baru yang dipimpin oleh Presiden Yoon Suk-yeol dari sayap konservatif.
"Provokasi Korea Utara adalah ancaman keamanan yang kita hadapi, dan selama ancaman keamanan seperti itu terus berlanjut, militer Korea Utara dan rezimnya adalah musuh kita," bunyi buku panduan tersebut, seperti dikutip
Yonhap, Senin (30/5).
Lewat pidatonya di parlemen baru-baru ini, Menteri Pertahanan baru, Lee Jong-sup juga menyebut Korea Utara dengan jelas sebagai "musuh" yang menimbulkan ancaman nuklir.
Di pemerintahan sebelumnya yang dipegang oleh mantan Presiden Moon Jae-in, Korea Selatan telah menahan diri untuk tidak menunjuk Korea Utara sebagai musuh.
Namun dalam buku pedoman militer pada 2019, Seoul memasukkan Pyongyang dalam daftar "ancaman militer nyata". Korea Selatan juga menganggap penting perlunya mengamankan postur dan kemampuan untuk merespons dengan kuat dan tegas jika Korea Utara melakukan provokasi atau tindakan bermusuhan.
Korea Utara telah mengintensifkan peluncuran rudal balistik dan proyektil lainnya pada tahun ini.
Sejak awal tahun, Pyongyang meluncurkan 16 rudal, beberapa di antaranya dikatakan hipersonik. Intelijen AS telah menunjukkan bahwa Korea Utara mungkin sedang bersiap untuk melakukan uji coba nuklir.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: