RT melaporkan, keputusan yang dikonfirmasi Kementerian Energi Rusia pada Selasa (26/4) itu menyusul penolakan kedua negara untuk membayar pasokan energi dalam rubel.
Bulan lalu, juru bicara perusahaan energi negara Bulgargaz mengatakan kepada wartawan bahwa, mulai musim panas ini, Azerbaijan akan menyediakan seluruh pasokan negara itu, meskipun dengan harga yang lebih tinggi. Lebih jauh ke depan, pemerintah Bulgaria berencana untuk menghubungkan negara itu ke terminal Liquefied Natural Gas (LNG) yang belum selesai di Yunani, di mana gas akan diimpor dengan kapal, kemungkinan dari AS.
Berita penghentian itu muncul tak lama setelah perusahaan energi negara Polandia PGNiG mengkonfirmasi bahwa mereka juga telah menerima pemberitahuan dari Gazprom bahwa aliran gas Rusia akan dimatikan pada Rabu. Kedua negara telah menolak untuk membayar gas Rusia dalam rubel, karena Moskow telah menuntut semua negara yang "tidak bersahabat" melakukannya mulai minggu ini.
Kontrak 10 tahun Bulgaria dengan Gazprom saat ini akan berakhir pada akhir tahun ini, tetapi pernyataan kementerian mengatakan bahwa Bulgargaz tidak akan menyelesaikan kontrak jika harus membayar dalam rubel, yang menyatakan bahwa pengaturan itu menimbulkan risiko signifikan bagi Bulgaria, yang 90 persen gas nya bergantung pada Rusia.
Beberapa pembeli gas Rusia telah mengisyaratkan bahwa mereka mungkin dapat menyetujui tuntutan Moskow. Pada Senin, Uniper, importir utama Jerman untuk gas Rusia, mengatakan akan memungkinkan untuk membayar pasokan di masa depan tanpa melanggar sanksi Barat.
BERITA TERKAIT: