Paskah, Ukraina Setuju Ikuti Gagasan PBB Hantikan Pertempuran Setidaknya untuk Empat Hari

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 20 April 2022, 13:33 WIB
Paskah, Ukraina Setuju Ikuti Gagasan PBB  Hantikan Pertempuran Setidaknya untuk Empat Hari
Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya/Net
rmol news logo PBB menyampaikan keprihatinannya bahwa pertempuran di Ukraina masih terus berlangsung sementara pada pekan ini sebagian umat akan merayakan Paskah.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada selasa (19/4) waktu setempat mendesak penghentian pertempuran untuk menghormati minggu suci umat Kristen. Ini juga akan menjadi waktu yang tepat untuk melanjutkan bantuan kemanusiaan dan evakuasi.

Guterres mengatakan kebutuhan akan gencatan senjata semakin mendesak.

"Serangan gencar dan korban jiwa yang mengerikan terhadap warga sipil yang telah kita lihat sejauh ini, bisa jadi masih belum seberapa jika dibandingkan dengan kemungkinan  yang akan terjadi di depan," kata Guterres, dalam pernyataan yang dikutip ABC, Rabu (20/4).

"Ini tidak bisa dibiarkan terjadi," katanya.

Dia mendesak pasukan untuk menutup senjatanya serentak mulai Kamis (21/4), yang merupakan Kamis Putih bagi umat Kristen Ortodoks, yang merupakan mayoritas penduduk Ukraina.

Guterres mengatakan tujuannya adalah untuk membuka "koridor kemanusiaan" sehingga warga sipil dapat melarikan diri dari daerah yang diperangi dan lebih banyak konvoi kemanusiaan dapat masuk, terutama ke Donetsk, Luhansk dan Mariupol, wilayah timur yang dikenal sebagai Donbas.

Guterrs mengingatkan, lebih dari 4 juta orang di daerah itu, dan 12 juta di seluruh negeri, membutuhkan makanan, air, obat-obatan atau bantuan lainnya.

Guterres melanjutkan, "Periode Paskah empat hari harus menjadi momen untuk bersatu dalam menyelamatkan nyawa dan melanjutkan dialog untuk mengakhiri penderitaan di Ukraina."

Duta Besar Ukraina Sergiy Kyslytsya mendukung gagasan tersebut dan meminta Rusia untuk mengindahkan seruan Guterres. Namun, para pejabat tidak yakin Rusia akan melakukannya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA