Menunggu Putaran Kedua Pilpres Prancis, Ajang Tanding Ulang Macron dan Lepen

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 11 April 2022, 06:32 WIB
Menunggu Putaran Kedua Pilpres Prancis, Ajang Tanding Ulang Macron dan Lepen
Poster kampanye Emmanuel Macron dan Marine le Pen di Paris/Net
rmol news logo Putaran pertama pemilihan presiden Prancis berlangsung pada Minggu (10/4) waktu setempat. Sebelas kandidat menghadapi petahana Emmanuel Macron.

Menurut jajak pendapat, presiden saat ini dan pemimpin partai oposisi National Rally, Marine Le Pen, kemungkinan besar akan mencapai putaran kedua pemungutan suara pada 24 April mendatang.
Jika data tersebut benar, itu berarti mengulang peristiwa putaran kedua pemilihan 2017, di mana Macron mencetak kemenangan telak, dengan 66 persen suara, seperti dikutip dari AFP.

Tempat pemungutan suara di kota-kota besar Prancis tutup pada Minggu pukul 8 malam waktu setempat. Exit poll Ipsos menunjukkan Macron memimpin dengan 28,5 persen suara sedangkan Le Pen 23,6 persen.

Menurut beberapa analis, sampai saat ini terlihat berada di atas. Namun, kombinasi dari beberapa faktor, termasuk rencananya untuk meningkatkan usia pensiun, kenaikan inflasi, dan keterlambatannya mencalonkan diri, agak mengurangi dukungan rakyat.

Saingan utamanya, Le Pen, secara aktif melakukan kampanye ke seluruh Prancis, menyerukan kritikan kepada pemerintahan saat ini atas meningkatnya biaya hidup. Berbicara di depan para pendukung pada Kamis, Le Pen mendesak mereka untuk memilihnya dan mengecam mereka yang telah memerintah Prancis saat ini.

Menjelang pemilihan, Macron berulang kali mengklaim bahwa program politik Le Pen adalah rasis dan bertujuan untuk 'membagi masyarakat', klaim yang dengan keras dibantah oleh pemimpin National Rally.

Namun demikian, pada kampanye baru-baru ini, Macron memperingatkan para pendukungnya bahwa kandidat sayap kanan bisa saja memenangkan pemilihan.

“Lihatlah apa yang terjadi dengan Brexit, dan pemilihan lainnya: yang nampaknya tidak mungkin, ternyata benar-benar terjadi," ujarnya.

Selusin kandidat bersaing untuk posisi teratas Prancis. Setengah dari pesaing telah mengambil bagian dalam pemilihan presiden di masa lalu, dengan Macron dan Le Pen bersilangan pada tahun 2017.

Kandidat sayap kiri Jean-Luc Mmlenchon, misalnya, adalah politisi veteran yang berharap dapat membuyarkan pertandingan ulang Macron-Le Pen.

Di antara kandidat sayap kiri lainnya adalah politisi sayap kiri Philippe Poutou, sosialis Nathalie Arthaud, Anne Hidalgo, walikota sosialis Paris, Yannick Jadot dari Partai Hijau, dan Fabien Roussel dari Partai Komunis. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA