Sebelumnya, pada Kamis (7/4), portal berita
Modern Diplomacy melaporkan bahwa sebuah pesawat drone AS telah menargetkan gudang senjata Taliban pada Rabu lalu di daerah Shorab, Helmand.
Modern Diplomacy mengutip beberapa laporan intelijen, menunjukkan bahwa depot senjata Taliban di Bandara Shurab dihancurkan dalam sebuah serangan udara.
“Adanya ledakan hebat di depot senjata di pangkalan militer Shurab terjadi pada Rabu pekan lalu. Sumber yang dekat dengan Taliban mengatakan ledakan itu tidak disebabkan oleh api, itu adalah serangan udara yang menargetkan depot itu, †tulis
Modern Diplomacy.
Namun berita ini dibantah mentah-mentah oleh pihak Taliban.
“Rumor terkait serangan udara AS yang dilakukan di Shurab Helmand dan menimbulkan korban itu tidak benar. Namun, (ada) ranjau tua yang dikumpulkan dari beberapa bagian Helmand, dan kami meledakkannya,†terang Wakil Jurubicara Taliban, Inamullah Samangani, Jumat (8/4), dikutip dari
TOLOnews.
Di sisi lain, seorang analis politik Sayed Javad Hussein mengatakan, jika laporan itu benar, serangan itu bisa menjadi bukti adanya pelanggaran hukum internasional yang dilakukan AS.
“Jika tindakan seperti itu terjadi, itu jelas merupakan pelanggaran kedaulatan Afghanistan,†ujarnya.
Namun, menurut analis politik lainnya, AS yang menarik pasukannya dari Afghanistan masih memiliki gudang senjata di provinsi tersebut.
“Pemerintah AS saat ini berada di bawah tekanan karena meninggalkan sejumlah besar senjata dan amunisi di Afghanistan. Serangan ini bukan pada pasukan Taliban tetapi pada gudang senjata (AS),†ujar Asadullah Nadeem.
BERITA TERKAIT: