Turki Menyampaikan Duka Cita Mendalam atas Serangan Mematikan di Stasiun Kereta Kramatorsk Ukraina

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 09 April 2022, 08:49 WIB
Turki Menyampaikan Duka Cita Mendalam atas Serangan Mematikan di Stasiun Kereta Kramatorsk Ukraina
Serangan roket di sebuah stasiun kereta api di kota Kramatorsk, Ukraina timur, diduga dilakukan Rusia pada Jumat 8 April 2022/Net
rmol news logo Turki menyampaikan duka cita mendalam dan kesedihan luar biasa atas serangan roket di sebuah stasiun kereta api di kota Kramatorsk, Ukraina timur, yang terjadi pada Jumat pagi (8/4). Serangan itu menewaskan puluhan warga sipil yang sedang menunggu giliran untuk dievakuasi.  

Kementerian Luar Negeri kemudian mengeluarkan pernyataan untuk sekali lagi menyerukan gencatan senjata segera.

"Kami menyampaikan dengan sangat sedih, bahwa puluhan orang yang sedang menunggu untuk dievakuasi, justru  meninggal dan terluka akibat serangan itu. Peristiwa tragis ini sekali lagi menunjukkan pentingnya membangun koridor kemanusiaan untuk memastikan evakuasi warga sipil yang aman," ujar Kementerian, seperti dikutip dari AFP.

Turki, yang menjadi tuan rumah pembicaraan antara negosiator Rusia dan Ukraina pekan lalu, telah memposisikan dirinya sebagai mediator netral antara dua tetangganya di Laut Hitam.

"Kami dengan tegas mengulangi seruan kami untuk gencatan senjata segera dan mengakhiri perang yang menghancurkan ini," kata kementerian.

Sedikitnya 50 orang, termasuk lima anak-anak, tewas dalam serangan di sebuah stasiun kereta api di kota Kramatorsk, Ukraina timur, pada Jumat pagi.

"Lima puluh tewas, lima di antaranya anak-anak. Ini adalah korban tewas pada jam ini setelah serangan oleh pasukan pendudukan Rusia di stasiun kereta api di Kramatorsk," ujar Pavlo Kyrylenko, gubernur wilayah Donetsk, mengatakan di Telegram.

Serangan di stasiun kereta api itu terjadi pada Jumat pagi, ketika ratusan orang berkumpul, menunggu untuk dievakuasi dari Ukraina timur. Serangan itu adalah salah satu yang paling mematikan di Ukraina sejak Kremlin melancarkan invasi ke negara itu pada akhir Februari.

Rusia telah membantah melakukan serangan itu, justru menuduh Ukraina yang melakukannya sebagai upaya untuk membuat klaim palsu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA