Dolar AS Tidak Lagi Terpercaya, Rusia Mantap Perluas Penggunaan Mata Uang Nasional

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 31 Maret 2022, 06:40 WIB
Dolar AS Tidak Lagi Terpercaya, Rusia Mantap Perluas Penggunaan Mata Uang Nasional
Ilustrasi/Net
rmol news logo Rusia akan memperluas penggunaan mata uang nasional. Saat ini, Kabinet sedang bekerja untuk bisa mewujudkannya sebagai upaya penyelesaian transaksi dengan negara lain.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan dunia mulai kehilangan kepercayaan pada dolar AS dalam beberapa tahun terakhir, jadi mengingat situasi ini, satu-satunya pilihan adalah memperluas penggunaan mata uang nasional.

"Mengingat bahwa prestise dolar sebagai mata uang cadangan utama dunia telah anjlok dalam beberapa tahun terakhir, sementara kepercayaan pada mata uang lain yang diakui secara internasional juga tidak cukup baik,  memperluas penggunaan mata uang nasional adalah satu-satunya alternatif," ujarnya kepada wartawan pada Rabu (30/3).

Meluaskan praktik penggunaan mata uang nasional adalah bidang yang juga dikejar oleh pemerintahan Vladimir Putin, yang disebut Peskov sebagai langkah lebih jauh untuk kepentingan Rusia dengan mitranya.

Juru bicara Duma Negara (majelis rendah) Vyacheslav Volodin telah mengajukan proposal untuk memperluas daftar barang yang diekspor dengan menggunakan mata uang rubel. Peskov menegaskan harapannya bahwa dalam waktu dekat semua akan bisa berjalan baik.

"Tentu saja, ide ini harus dikerjakan mengingat ada negara-negara yang menunjukkan kepentingan bersama," kata Peskov, seperti dikutip dari TASS.

Ia menambahkan bahwa ide untuk memperluas penggunaan mata uang nasional sebagai usulan yang cukup baik dalam situasi sekarang di tengah kobaran sanksi AS dan Eropa.
Sebelumnya, Volodin menulis di saluran Telegramnya bahwa akan tepat untuk memperluas daftar barang yang diekspor untuk rubel, termasuk biji-bijian, minyak mentah, dan barang-barang terkait kayu.

Presiden Vladimir Putin memerintahkan negara-negara yang tidak bersahabat harus membayar gas Rusia dengan mata uang rubel. Moskow akan menolak untuk menerima pembayaran kontrak gas dalam mata uang "berkompromi", yang berarti dolar dan euro. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA