Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen pada Rabu (30/3) mengatakan, Singapura akan memperketat perbatasannya, terutama pada 1 April dimana Singapura akan membuka koridor antar Malaysia dan Indonesia.
"Dengan dicabutnya restriksi perbatasan kami, Saya memperkirakan aktivitas terorisme akan meningkat," ujarnya, seperti dikutip
South Morning China Post.
"Dilihat dari data yang kami peroleh, ISIS dan Al-Qaeda telah aktif sejak Singapura dilanda Covid-19, terutama pada perekrutan di media siber. Mereka itu terbukti dapat beradaptasi dan fleksibel," tambahnya.
Eng Hen menjelaskan, meskipun dihalangi oleh Covid-19, kelompok teroris tersebut tetap aktif dalam mengorganisir, menghasut, dan melakukan serangan skala kecil di Singapura.
Menhan Singapura juga mengatakan, mundurnya tentara Amerika Serikat di Afghanistan itu juga menjadi faktor mengapa kelompok teroris dapat beralih ke kawasan Indo-Pasifik.
"Tentara itu kan pulang, mereka telah melawan Al-Qaeda dan ISIS disana. Mereka membawa intel terkait aktivitas kelompok tersebut kepada kami. Kini intel itu adalah salah satu info yang kami dapat andalkan," pungkas Menhan itu.
Pernyataan ini muncul setelah PM Singapura, Lee Hsien Loong diundang timpalannya dari AS, Joe Biden ke Gedung Putih. Mereka disana membahas kondisi keamanan dan ekonomi di kawasan Indo-Pasifik.
BERITA TERKAIT: