Hubungan kedua negara semakin memanas, terlebih ketika Presiden AS Joe Biden berulang kali melontarkan kecaman dan hinaan personal terhadap Presiden Vladimir Putin.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengungkapkan, tidak bisa dipungkiri bahwa penghinaan-penghinaan yang acap terlontar dari Biden terhadap Putin memiliki dampak negatif pada hubungan antara kedua negara. Namun, dialog antara Moskow dan Washington tetap diperlukan.
"Penghinaan pribadi tentu meninggalkan jejaknya pada hubungan antara kepala negara. Penghinaan personal, seharusnya tidak memiliki tempat dalam retorika seorang kepala negara. Tentu saja, faktor ini memiliki dampak negatif," kata Peskov dalam pernyataan terbarunya kepada wartawan, Selasa (29/3).
"Namun demikian, dialog antara Rusia dan Amerika Serikat diperlukan. Hal ini tidak hanya untuk kepentingan kedua negara kita, tetapi juga untuk kepentingan seluruh dunia," tambah Peskov.
Cepat atau lambat, dengan satu atau lain cara, kedua negara harus membicarakan masalah stabilitas strategis, keamanan, dan sebagainya. Isu-isu itu harus didiskusikan, menurut Peskov.
Pernyataan Peskov itu muncul setelah media bertanya apakah perlu bagi seorang Putin untuk bertemu dengan Biden yang telah sering melontarkan kata-kata tajam dan penghinaan terhadap Putin dalam pidato-pidatonya.
Dalam kunjungannya ke warsawa baru-baru ini, Biden menyebut Putin sebagai 'tukang jagal' di dalam pidatonya, lalu mengatakan Putin harus lengser dan tidak layak berkuasa.
Di kesempatan lain, beberapa bulan lalu, Biden juga pernah mengatakan bahwa ia setuju Putin disebut sebagai 'pembunuh'.
Biden, berulang kali melontarkan kata-kata pedas. Yang terakhir, dia bahkan secara tegas mengatakan tidak akan menarik kata-katanya tentang 'Putin tidak layak berkuasa'.
Namun, Biden sendiri yang akhirnya mengatakan dia tidak mengesampingkan kemungkinan pertemuan tatap muka lagi dengan Putin, dan berharap kedua negara bisa mengatur waktu yang tepat.
Sejumlah politisi Barat, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron, tidak menyetujui apa yang dilontarkan Biden tetapi ia berusaha tidak terlibat.
Surat kabar British Times menyatakan bahwa pernyataan Biden mungkin merupakan kesalahan terbesar yang dia buat selama lebih dari setengah abad karir politiknya.
BERITA TERKAIT: