Begitu yang disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seperti dikutip
Reuters, Selasa (29/3).
Meski dinilai jauh lebih menular daripada Omicron BA.1 dan BA.1.1, namun bukti sejauh ini menunjukkan BA.2 tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Seperti varian lain dalam keluarga Omicron, vaksin kurang efektif melawan BA.2 dibandingkan dengan varian sebelumnya seperti Alpha atau strain asli virus corona. Tetapi menurut data Badan Keamanan Kesehatan Inggris, varian ini dapat dipulihkan dengan suntikan booster, terutama untuk mencegah rawat inap dan kematian.
BA.2 telah disebut "varian siluman" karena sedikit lebih sulit untuk dilacak. BA.1 memungkinkannya dilacak secara default melalui tes PCR umum. Tetapi BA.2 dan saudara kandung lainnya, BA.3, hanya dapat ditemukan dengan sekuensing genom, yang dilakukan beberapa negara lebih dari yang lain.
Para ilmuwan mengatakan, penjelasan yang mungkin atas kenaikan infeksi global terjadi pada saat yang sama adalah BA.2, mengingat banyak negara mencabut intervensi kesehatan masyarakat.
"Dalam beberapa hal, mungkin saja BA.2 adalah varian yang beredar ketika semua orang ini berhenti memakai masker," kata ahli virus di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg di Baltimore, Dr Andrew Pekosz.
BERITA TERKAIT: