Lewat cuitan di akun Twitternya, Graham memberi peringatan kepada warga Rusia bahwa mereka akan menghabiskan sisa hidup dalam isolasi dan kegelapan kecuali salah satu dari mereka melangkah untuk "menyingkirkan orang ini" - tampaknya mengacu pada Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Apakah ada Brutus di Rusia? Apakah ada Kolonel Stauffenberg yang lebih sukses di militer Rusia?†cuit Graham, seperti dikutip dari
RT, Jumat (4/3).
“Kecuali jika Anda ingin hidup dalam kegelapan selama sisa hidup Anda, terisolasi dari seluruh dunia dalam kemiskinan, dan hidup dalam kegelapan, Anda perlu melangkah maju,†tambahnya.
"Satu-satunya cara ini berakhir adalah seseorang di Rusia menyeret 'orang ini' keluar," lanjut Graham.
Meskipun Graham tidak menyebut nama Putin atau menjelaskan secara spesifik bagaimana tepatnya dia mengharapkan orang-orang Rusia untuk 'menghabisinya'.
Brutus yang dimaksud Graham adalah Marcus Junius, seorang politikus Romawi yang mengkhianati dan membunuh Julius Caesar.
Caesar dibunuh saat ia duduk di podium pada pertemuan senat. Caesar yang sekarat berpaling ke Marcus Junius Brutus, salah seorang temannya di senat yang ikut membunuhnya. Caesar dengan suara tercekat di sisa hidupnya itu berkata, “Et tu, Brute?†yang artinya: kamu juga, Brutus?
Kalimat dalam kisah Tragedi Julius Caesar yang ditulis Shakespeare itu menjadi sangat terkenal.
Sedangkan Claus von Stauffenberg, adalah seorang perwira tentara Jerman yang terkenal karena upaya pembunuhannya yang gagal terhadap diktator Nazi Adolf Hitler.
Pada Kamis malam, kebakaran terjadi di sebuah gedung di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporozhskaya enam-reaktor, dengan pihak berwenang Ukraina menuduh pasukan Rusia menembaki situs nuklir tersebut.
Moskow telah memberi tahu otoritas nuklir internasional pada hari Selasa bahwa pasukan Rusia telah mengamankan wilayah di sekitar pabrik dan beroperasi secara normal. Pihak berwenang Rusia belum menanggapi tuduhan terbaru yang dialamatkan kepada mereka.