Dilaporkan
CNN Sabtu (26/2), dua sumber yang mengetahui informasi intelijen terbaru mengatakan, AS masih pada pandangan awalnya terkait krisis, yakni ibukota Ukraina kemungkian akan dikuasai dalam satu hingga empat hari setelah serangan Rusia.
"Pasukan Rusia telah bergerak dalam jarak 32 kilometer dari Kiev," kata pejabat senior pemerintah kepada anggota parlemen di Capitol Hill Kamis malam (24/2).
Namun, sumber terkait mengabarkan bahwa para pejabat dalam pengarahan itu menolak untuk mengatakan apakah mereka yakin Kiev akan jatuh ke tangan Rusia.
Para pejabat AS juga percaya bahwa Rusia telah menghadapi perlawanan yang lebih keras dari pasukan Ukraina daripada yang diantisipasi, menurut sumber-sumber itu.
Pejabat intelijen Barat juga menilai bahwa rencana Rusia sebenarnya adalah untuk menggulingkan pemerintah di Kiev dan memasang pemerintah proksi yang bersahabat dengan Rusia.
"Tetapi mereka belum tahu apakah Presiden Rusia Vladimir Putin akan berusaha untuk menduduki dan menguasai wilayah Ukraina setelah itu," kata sumber tersebut.
Seorang pejabat di Komite Angkatan Bersenjata mengatakan kepada CNN pada Jumat bahwa jika Rusia ingin merebut Kiev, AS harus mempersenjatai pejuang perlawanan di negara itu.
"Ini tentu berdampak pada respons kami tentang siapa yang sebenarnya kami persenjatai," kata senator Republik Ruben Gallego.
“Pada saat itu, kita harus menyadari bahwa militer Ukraina seperti yang kita tahu mungkin dikompromikan dan kemudian, saya pikir, kita harus beralih untuk benar-benar mendukung partisan dan pejuang perlawanan yang bersedia untuk berperang melawan Rusia," ujarnya.
BERITA TERKAIT: