Begitu disampaikan Presiden Polandia Andrzej Duda selama kunjungannya ke Kiev pada Rabu (23/2) waktu setempat.
Duda melayangkan sanksi anti-Rusia yang keras dalam komentarnya kepada media setelah dia dan mitranya dari Lithuania, Gitanas Nauseda, bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk membahas krisis yang sedang berlangsung.
“Sayangnya, sanksinya harus sangat kuat. Saya, sebagai tetangga Rusia �" karena Polandia berbatasan dengan wilayah Kaliningrad �" akan melakukan ini dengan penyesalan, berbicara mendukung sanksi, yang, misalnya, akan memblokir peluang perjalanan bagi warga Rusia,†kata Duda, seperti dikutip dari
RT, Kamis (24/2).
Pemimpin Polandia itu mengklaim bahwa perilaku Presiden Rusia Vladimir Putin dan otoritas negara itu mendorong negara itu kembali ke masa Soviet.
“Kami menyerukan kepada Rusia untuk mengurangi dan menarik pasukan militernya yang terkonsentrasi di sekitar perbatasan Ukraina dan segera menahan diri dari aksi militer lebih lanjut,†ujar Duda.
Gelombang baru sanksi anti-Rusia datang setelah Moskow bergerak untuk mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Luhansk (LPR). Kedua negara memisahkan diri dari Kiev pada tahun 2014, menyusul peristiwa Maidan yang membuat pemerintah Ukraina yang terpilih secara demokratis digulingkan.
Menjelaskan keputusan untuk mengakui republik, Putin mengklaim itu adalah satu-satunya pilihan untuk melindungi orang-orang yang tinggal di sana, mengingat bahwa pihak berwenang Kiev belum menerapkan perjanjian Minsk 2014-15 yang memberikan peta jalan keluar dari krisis.
Dia bersikeras bahwa Ukraina telah bersiap untuk perang, berusaha untuk meluncurkan "Blitzkrieg" (sebuah metode perang secara cepat yang diujungtombaki oleh infantri dengan kendaraan lapis baja) terhadap dua wilayah tersebut..
Kiev telah membantah berusaha menyerang, menuduh pemberontak menembaki diri mereka sendiri dan meledakkan infrastruktur mereka sendiri untuk menjebak pasukan Ukraina.
BERITA TERKAIT: