Bahkan, pemimpin Rusia itu seolah mengecilkan kemungkinan sanksi yang akan dialamatkan ke negaranya.
"Tidak ada sanksi baru yang mungkin dapat menghalangi Rusia untuk melakukan apa yang diinginkannya, karena Moskow telah berpengalaman menanganinya selama bertahun-tahun,' kata Putin saat melakukan konferensi pers bersama rekannya dari Belarusia Aleksander Lukashenko baru-baru ini, seperti dikutip dari
AFP, Senin (21/2).
Terlepas dari ada atau tidaknya serangan ke Ukraina, pemimpin Rusia itu mengklaim bahwa Moskow tidak mungkin menghindari sanksi Barat, karena sanksi itu sebenarnya tidak ditujukan untuk mengubah perilaku Kremlin.
Dalam pandangannya, sanksi-sanksi itu sebenarnya adalah rencana untuk menghambat perkembangan ekonomi Rusia.
“Sanksi akan dikenakan dalam hal apa pun. Apakah mereka memiliki alasan hari ini, misalnya, sehubungan dengan peristiwa di Ukraina, atau tidak ada alasan, itu akan ditemukan, †kata Putin.
“Tujuannya berbeda. Dalam hal ini, tujuannya adalah untuk memperlambat perkembangan Rusia dan Belarusia," katanya.
Presiden Rusia juga menyatakan bahwa Moskow percaya sanksi ini tidak sah, menyebutnya sebagai alat persaingan tidak sehat AS dan sekutunya.
“Ini adalah pelanggaran berat terhadap hukum internasional,†katanya, juga menuduh AS melakukan pendekatan selektif terhadap norma-norma internasional.
“Mereka hanya peduli jika itu menguntungkan mereka. Mereka selalu menafsirkan segala sesuatu hanya untuk kepentingan mereka sendiri dan mengabaikan kepentingan (negara) lain,†katanya, menyatakan bahwa satu-satunya cara bagi Moskow dan Minsk untuk mengurangi dampak sanksi adalah dengan mengembangkan kerja sama ekonomi dan substitusi impor.
AS dan sekutu Eropanya memberlakukan sanksi terhadap Rusia pada tahun 2014 menyusul peristiwa di Ukraina, ketika protes jalanan yang diwarnai kekerasan menggulingkan pemerintah yang terpilih secara demokratis di Kiev.
Secara khusus, sanksi tersebut menampar Moskow dengan langkah-langkah ekonomi.
BERITA TERKAIT: