Karena itulah, Menteri Luar negeri Australia Marise Payne pada Minggu (6/2) kembali menyerukan pembebasan segera ekonom Sean Turnell.
Dia merupakan seorang profesor ekonomi Australia dan bekerja sebagai penasihat pemimpin sipil Aung San Suu Kyi ketika dia ditangkap Februari lalu, hanya beberapa hari setelah kudeta militer terjadi.
Dia didakwa melanggar undang-undang rahasia resmi Myanmar dan menghadapi hukuman maksimal 14 tahun penjara jika terbukti bersalah.
"Penahanan Profesor Turnell tidak adil, dan kami menolak tuduhan terhadapnya," kata Payne dalam sebuah pernyataan.
"Kami sekali lagi menyerukan pembebasan segera Profesor Turnell," sambungnya, seperti dimuat
Channel News Asia.
Kelompok hak asasi manusia telah menyuarakan keprihatinan tentang penuntutan Turnell, terutama setelah kedutaan Australia ditolak aksesnya ke sidang pengadilan pada bulan September lalu.
"Konsisten dengan standar dasar keadilan dan transparansi, kami berharap Profesor Turnell memiliki akses tanpa hambatan ke pengacaranya, dan pejabat Australia dapat mengamati proses pengadilannya," kata Payne.