Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Harga Pangan Global Melonjak Bulan Lalu, Dipimpin Minyak Nabati dan Susu

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Minggu, 06 Februari 2022, 19:00 WIB
Harga Pangan Global Melonjak Bulan Lalu, Dipimpin Minyak Nabati dan Susu
Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) melaporkan bahwa harga pangan global melonjak bukan lalu/Net
rmol news logo Harga pangan global mengalami lonjakan bulan lalu. Hal itu terungkap dalam sebuah laporan baru yang dirilis oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB baru-baru ini. Salah satu bahan pangan yang harganya melonjak adalah minyak nabati dan susu.

Menurut laporan tersebut, indeks harga pangan global naik 1,1 persen, mendekati level tertinggi sepanjang tahun 2011.

Dalam laporan FAO, dampak dari krisis energi, berkurangnya ketersediaan ekspor, dan kendala sisi pasokan lainnya, terutama kekurangan tenaga kerja dan cuaca yang tidak menguntungkan, telah menjadi beberapa faktor yang mendorong harga lebih tinggi.

Indeks minyak nabati sendiri melonjak 4,2 persen bulan ke bulan di Januari lalu.Sementara itu, indeks harga susu juga meningkat 2,4 persen.

Sementara itu, indeks harga sereal naik hanya 0,1 persen dan jagung 3,8 persen.

Harga daging naik tipis pada Januari, sementara indeks harga gula turun 3,1 persen dari bulan sebelumnya,sebagian karena prospek produksi yang menguntungkan di eksportir utama India dan Thailand.

Sementara itu, harga gandum dunia turun 3,1 persen. Hal ini didukung oleh panen besar di Australia dan Argentina.

“Untuk tahun 2022, penanaman gandum global diperkirakan akan berkembang, didukung oleh sebagian besar kondisi cuaca yang kondusif di belahan bumi utara, meskipun biaya input yang tinggi dapat menghalangi ekspansi yang lebih besar,” begitu kutipan dari laporan FAO, seperti dimuat Russia Today.

Harga pangan yang lebih tinggi telah berkontribusi pada lonjakan inflasi yang lebih luas secara global karena ekonomi dunia tengah merangkak pulih dari krisis Covid-19.

FAO telah memperingatkan bahwa biaya yang lebih tinggi menempatkan populasi yang lebih miskin dalam risiko di negara-negara yang bergantung pada impor. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA