Dalam laporannya yang dirilis Kamis (20/1), CIA menyimpulkan bahwa sindrom misterius yang menyimpulkan gangguan kesehatan misterius pada ratusan mata-mata AS bukanlah hasil dari kampanye global oleh kekuatan musuh.
AFP melaporkan, alih-alih menuding serangan musuh, sumber-sumber CIA menyebut organisasi mereka dalam penyelidikannya terhadap ratusan kasus telah menemukan penjelasan alternatif yang masuk akal untuk gejala-gejala tersebut.
Pejabat di ibukota Kuba adalah yang pertama melaporkan gejala yang kemudian dinamakan "Sindrom Havana." Para korban mengaku tiba-tiba mendengar suara keras, kehilangan keseimbangan, dan menderita tekanan kepala yang intens dan gangguan penglihatan. Mereka juga menggambarkan gejala seperti tinnitus dan kabut otak.
Penyakit itu telah dilaporkan oleh puluhan diplomat dan mata-mata di negara lain, termasuk China, Austria dan Jerman.
Teori pun muncul, salah satunya adalah bahwa kekuatan musuh menggunakan perangkat energi gelombang mikro terarah untuk menargetkan diplomat dan mata-mata.
Akademi Sains, Teknik, dan Kedokteran Nasional melaporkan pada tahun 2020 bahwa beberapa cedera otak yang disebabkan oleh Sindrom Havana konsisten dengan efek energi gelombang mikro yang diarahkan. Akademi Nasional juga mengatakan Rusia telah lama mempelajari teknologi ini.
CIA telah lama menganggap Moskow sebagai tersangka utama di antara kekuatan asing yang mungkin menyebabkan sindrom tersebut dengan sengaja. Sementara Kremlin secara konsisten membantah terlibat.
BERITA TERKAIT: