Ia menjelaskan, Taliban berharap dapat membuka semua sekolah untuk anak perempuan di seluruh negeri setelah Tahun Baru Afghanistan, yang dimulai pada 21 Maret mendatang.
"Pendidikan untuk anak perempuan adalah masalah kapasitas,†kata Mujahid dalam wawancara itu.
Ia menjelaskan bahwa anak perempuan dan laki-laki harus benar-benar dipisahkan di sekolah. Sedangkan, kendala yang ada, sambungnya, adalah menemukan atau membangun asrama yang cukup, di mana anak perempuan bisa tinggal sambil bersekolah.
Sejak pengambilalihan Taliban pada pertengahan Agustus, anak perempuan di sebagian besar Afghanistan tidak diizinkan kembali ke sekolah setelah kelas 7.
Sikap Taliban pada saat itu membuat komunitas internasional geram dan enggan untuk secara resmi mengakui pemerintahan yang dijalankan Taliban.
Namun dalam wawancara terbaru, Mujahid menekankan bahwa Taliban tidak kontra pendidikan.
"Kami tidak menentang pendidikan,†tegas Mujahid.
“Kami berusaha menyelesaikan masalah ini pada tahun mendatang, sehingga sekolah dan universitas dapat dibuka," sambungnya.
BERITA TERKAIT: