Menurut Duta Besar Republik Islam Pakistan Muhammad Hassan mengatakan, kedua negara harus memaksimalkan potensi kedua negara di atas pondasi hubungan baik yang selama ini terjalin.
Dalam pertemuan dengan CEO RMOL Network, Teguh Santosa, Jumat siang (15/10), Dubes Hassan mengatakan, setelah kedua negara menandatangani Preferential Trade Agreement (PTA) volume perdagangan kedua negara meningkat dengan sangat signifikan.
“Di tahun 2004 dan 2005 sekitar 500 juta dolar AS. Sekarang perdagangan kedua negara sebesar 2,6 miliar dolar AS,†ujarnya.
Di bawah PTA, Pakistan, menyediakan sekitar 200 jenis produk. Begitu juga sebaliknya, Indonesia memberikan akses kepada sekitar 250 jenis produk. Jadi sektor perdagangan berlangsung sangat baik.
Produk utama yang diimpor Pakistan dari Indonesia adalah minyak sawit (palm oil) dan batubara. Dari Pakistan, kami mengekspor produk pertanian dan buah-buaha, dan tekstil yang merupakan produk ekspor utama kami. Tetapi sesungguhnya ini belum semua yang kita perdagangkan.
Dia menambahkan, baru-baru ini Business Council Pakistan mengatakan, potensi hubungan perdagangan dan investasi Indonesia dan Pakistan empat kali dari yang kita miliki saat ini. Jadi, kedua pihak sedang fokus ke arah pencapaian itu untuk terus mengedepankan hubungan ekonomi kita, baik perdagangan maupun investasi, ke arah yang lebih baik.
Dia juga menggarisbawahi peranan China-Pakistan Economic Corridor (CPEC) dalam pembangunan kawasan yang juga dapat dimanfaatkan Indonesia untuk memperlebar pasar hingga ke Asia Tengah.
“Kami juga membangun Pakistan menjadi hub transit bagi negara-negara Asia Tengah. Kami membangun pelabuhan laut dalam (deep sea port) Gwadar di Balochistan, dan ini memberikan akses bagi Afghanistan dan negara-negara Asia Tengah. Tentu saja Indonesia dapat menggunakan peluang itu, menjadikan Pakistan sebagai batu loncatan untuk mencapai negara-negara di kawasan Asia Tengah,†demikian Dubes Hassan.
BERITA TERKAIT: