"Empat atau lima anggota Taliban datang dan bertanya kepada orang-orang di rumah saya: 'Di mana hakim wanita ini?' Mereka ini adalah orang-orang yang saya masukkan ke penjara," kata hakim yang meminta untuk tidak disebutkan namanya itu kepada Reuters dalam sebuah wawancara dari lokasi yang dirahasiakan.
Setelah menggulingkan Kabul dan mengklaim kemenangan, kelompok Taliban membebaskan banyak tahanan di seluruh negeri.
"Ini benar-benar membahayakan nyawa hakim perempuan," kata hakim Afghanistan tersebut.
Dia mengatakan yang menjadi kekhawatirannya saat ini adalah keselamatan keluarganya yang masih berada di Afghanistan.
"Mereka (keluarga saya) mengatakan bahwa mereka sangat ketakutan akibat teror total. Mereka memberi tahu saya jika mereka tidak diselamatkan, hidup mereka dalam bahaya langsung," ujarnya.
Hakim perempuan ini melarikan diri dengan bantuan sekelompok sukarelawan hak asasi manusia dan rekan asing di International Association of Women Judges (IAWJ).
Horia Mosadiq, seorang aktivis hak asasi manusia Afghanistan mengatakan, saat-saat ini beberapa kelompok menjadi sasaran Taliban, seperti hakim dan pembela hak asasi perempuan.
"Tahanan yang dibebaskan menelepon dengan ancaman pembunuhan kepada hakim wanita, jaksa wanita, dan petugas polisi wanita, mengatakan 'kami akan mengejar Anda'," katanya.
Menteri Kehakiman Inggris Robert Buckland mengatakan pekan lalu bahwa London telah mengevakuasi sembilan hakim wanita dan terus mengupayakan selematan mereka.
Hakim-hakim ini bertanggung jawab untuk menjalankan aturan hukum dan memang benar mereka takut akan konsekuensi yang sekarang dapat mereka hadapi dengan bangkitnya Taliban," katanya.
Perempuan yang bekerja di bidang keadilan telah menjadi target profil tinggi sebelumnya. Dua wanita hakim Mahkamah Agung ditembak mati oleh pria bersenjata tak dikenal pada bulan Januari. Seorang juru bicara Taliban mengatakan pada saat itu bahwa kelompok mereka tidak terlibat.
BERITA TERKAIT: