Hal itu diutarakan oleh Rouhani saat berpidato di rapat kabinet pada Rabu (14/7).
Pada kesempatan yang sama, dia menjelaskan bahwa pihak berwenang sedang menjajaki kemungkinan teknologi nuklir mereka, karena Iran tidak lagi terikat pada aturan JCPOA.
“AEOI (Organisasi Energi Atom Iran) dapat memperkaya uranium sebesar 20 persen dan 60 persen dan, jika suatu hari reaktor kami membutuhkannya, dapat menghasilkan 90 persen uranium,†kata Rouhani, seperti dikabarkan
Russia Today.
Dia menjelaskan bahwa di masa lalu, kekuatan Barat pernah mencoba untuk menutup situs nuklir Fordow, Iran. Namun kini, fasilitas tersebut justru lebih kuat dari sebelumnya.
Untuk diketahui, Iran merupakan negara yang bekromitmen dengan kesepatan bersejarah JCPOA. Salah satu poin yang dicantumkan dalam kesepakatan itu adalah membatasi kapasitas nuklir Iran.

Akan tetapi, pada tahun 2018, Amerika Serikat di bawah komando Presiden Donald Trump, mundur secara sepihak dari JCPOA. Dia bahkan memberlakukan sanksi keras terhadap Teheran.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: