Terbaru, AS dilaporkan telah melarang penjualan tiket untuk perjalanan udara ke dan dari Belarus pada Selasa (29/6) waktu setempat.
Larangan itu adalah tanggapan terbaru Washington terhadap tindakan keras Presiden Belarusia Alexander Lukashenko terhadap protes pro-demokrasi selama berbulan-bulan atas dugaan kecurangan dalam pemilihan Agustus 2020.
Amerika Serikat dan Uni Eropa juga telah menolak untuk mengakui kemenangannya dan menjatuhkan sanksi terhadap pejabat tinggi Belarusia dan target lainnya.
"Departemen Luar Negeri telah menetapkan bahwa membatasi perjalanan antara Amerika Serikat dan Belarusia merupakan kepentingan kebijakan luar negeri Washington menyusul pengalihan penerbangan Ryanair," kata Dalam Departemen Transportasi AS perihal perintah pelarangan tersebut, seperti dikutip dari
Reuters, Rabu (30/6).
"Pengoperasian transportasi apa pun yang dianggap sebagai kepentingan nasional Amerika Serikat tetap diijinkan, termasuk atas dasar kemanusiaan atau keamanan nasional," menurut teks tersebut.
'Pemberitahuan kepada Penerbang' juga tidak berlaku untuk operator kargo seperti United Parcel Service (UPS.N) dan Fedex Corp (FDX.N) yang terbang di atas Belarus.
Dikatakan pesanan itu akan diperluas ke perjalanan 'interline' di mana tiket dibeli melalui satu maskapai penerbangan yang berisi penerbangan yang dioperasikan oleh beberapa maskapai.
Arahan teebaru itu sebagian besar hanya bersifat simbolis, karena relatif sedikit tiket yang dibeli untuk perjalanan ke Belarus dari layanan perjalanan yang berbasis di AS.
Setelah pendaratan paksa 23 Mei dari penerbangan Ryanair dalam perjalanan dari Athena ke Vilnius, pemerintah AS menyarankan maskapai penumpang untuk sangat berhati-hati saat terbang di atas Belarus. Pada saat itu, Amerika Serikat berhenti memberlakukan pembatasan apa pun.
BERITA TERKAIT: