Macron menyampaikan hal itu dalam sebuah pidato pada Jumat (21/5) waktu setempat. Dia mengatakan, nantinya para petugas yang kehilangan nyawa akan dihormati dan diberi status 'meninggal dalam pelayanan republik.'
"'Meninggal dalam pelayanan republik' akan dibuat untuk menghormati pegawai publik yang kehilangan nyawanya dalam keadaan luar biasa," kata Macron dalam sebuah posting video di Twitter, seperti dikutip dari
AFP.
Itu berarti para petugas kesehatan yang gugur selama pandemi nantinya akan sama statusnya dengan 'mati untuk mengabdi kepada bangsa' yang diberikan kepada polisi dan militer, juga 'mati untuk Prancis' yang diberikan kepada tentara dan warga sipil yang tewas dalam pertempuran.
"Saya ingin kami menyampaikan rasa terima kasih kami sebagai dasar hukum yang kuat,"
"Status baru akan memungkinkan anak-anak almarhum menjadi bangsal negara dengan hak untuk menerima dukungan material dan moral dari pemerintah," katanya.
Dengan status tersebut, nantinya anak-anak yang mereka tinggalkan berhak untuk mendapatkan bantuan keuangan untuk pendidikan dan pelatihan kerja, termasuk sekolah gratis dan beasiswa.
"Status baru itu ditujukan kepada mereka yang di tengah pandemi menjaga kehidupan orang lain", kata Macron, seraya menyebut status baru itu sebagai "tindakan keadilan dan persaudaraan."
Keadaan lain yang akan membuat seorang pegawai negeri mendapatkan status tersebut termasuk kematian selama operasi penyelamatan atau manuver militer.
BERITA TERKAIT: