Begitu prediksi dari CEO perusahaan bioteknologi Jerman BioNTech, Ugur Sahin saat berbicara di The Wall Street Journal's CEO Council Summit pada Selasa (4/5).
Dikutip dari
The Wall Street Journal, gangguan pasokan vaksin yang dialami banyak negara dapat memperlambat program vaksinasi massal dan prospek target kekebalan kawanan.
Tsunami Covid-19 yang terjadi di India juga menjadi hambatan tersendiri, terlebih jika tidak ada upaya lebih keras yang dilakukan.
"Kita perlu memastikan tingkat vaksinasi yang sangat tinggi di seluruh dunia. Kalau tidak, tidak akan ada yang aman," kata Sahin.
Sahin juga memperkirakan, wilayah dengan populasi kepadatan tinggi seperti India akan mencapai tingkat vaksinasi dan kekebalan kawanan yang tinggi pada pertengahan 2022.
Menurutnya, program vaksinasi massal dapat dikebut dengan meningkatkan kapasitas dan menambah lokasi manufaktur vaksin Covid-19.
Sementara itu, kepala ahli medis BioNTech, Özlem Türeci, mengklaim bahwa mencampur dan mencocokkan vaksin dari berbagai produsen dapat berkontribusi pada perolehan kekebalan kolektif yang lebih cepat di seluruh dunia.
Praktik itu telah diuji oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), yang sejauh ini memungkinkan kombinasi Pfizer-BioNTech dan Moderna dalam "situasi luar biasa".
BioNTech, yang bekerja sama dengan Pfizer, sendiri telah berjanji untuk memperluas aliansi manufakturnya dengan lebih dari 30 perusahaan guna memproduksi lebih banyak vaksin.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: