
Suriah membantah laporan yang dibuat oleh pengawas senjata kimia global Organization for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW) awal pekan ini. Laporan itu mengatakan bahwa ada alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa angkatan udara Suriah menjatuhkan bom klorin di daerah pemukiman di wilayah Idlib yang dikuasai pemberontak, tiga tahun lalu.
Laporan yang sama juga mengatakan bahwa tidak ada yang terbunuh dalam serangan kimia Februari 2018, tetapi belasan orang dirawat karena gejala yang konsisten dengan keracunan kimia.
"Laporan itu mencakup kesimpulan yang salah dan dibuat-buat," begitu sanggahan yang tertuang dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Suriah pada Kamis (15/4).
"Kementerian mengutuk laporan itu dengan sangat keras," tegasnya, seperti dikabarkan
Reuters.
Diketahui bahwa Suriah dan sekutu militernya, Rusia kerap membantah semua tuduhan yang menyebut bahwa mereka menggunakan senjata kimia selama konflik antara pasukan pemerintah dengan pasukan peberontak. Mereka mengklaim bahwa serangan semacam itu dilakukan oleh lawan untuk membuat Suriah tampak terlihat seperti pelakunya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: