Studi HAM China: Amerika Kobarkan 201 Konflik Bersenjata Di 153 Wilayah Sejak Akhir Perang Dunia II Hingga 2001

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 09 April 2021, 14:19 WIB
Studi HAM China: Amerika Kobarkan 201 Konflik Bersenjata Di 153 Wilayah Sejak Akhir Perang Dunia II Hingga 2001
Ilustrasi/Net
rmol news logo Amerika Serikat telah mengobarkan perang asing di bawah panji 'intervensi kemanusiaan', di mana perang itu telah menyebabkan hilangnya nyawa militer secara besar-besaran, korban sipil yang serius, serta kerusakan properti.

Fakta mengenai hal itu termuat dalam artikel "Bencana Kemanusiaan Parah yang Disebabkan oleh Perang Agresif AS melawan Negara Asing" yang dterbitkan oleh Masyarakat China untuk Studi Hak Asasi Manusia pada Jumat (9/4).

Xinhua melaporkan, artikel tersebut mencatat bahwa Amerika Serikat mengobarkan 201 konflik bersenjata di antara total 248 yang terjadi di 153 wilayah dunia dari akhir Perang Dunia II pada tahun 1945 hingga 2001.

"Selain terlibat langsung dalam perang, Amerika Serikat telah campur tangan dalam urusan negara lain dengan mendukung perang proksi, menghasut pemberontakan anti-pemerintah, melakukan pembunuhan, menyediakan senjata dan amunisi, dan melatih angkatan bersenjata anti-pemerintah, yang telah menyebabkan membahayakan stabilitas sosial dan keamanan publik negara-negara terkait," kata artikel itu.

Perang itu berimbas pada konsekuensi bencana, termasuk korban massal, kerusakan fasilitas, stagnasi produksi, gelombang pengungsi, kerusuhan sosial, krisis ekologi, trauma psikologis, dan masalah sosial kompleks lainnya. Serta yang tidak kalah penting adalah  kerugian bagi negara-negara yang tidak terlibat dalam perang.

"Bahkan, Amerika Serikat sendiri telah menjadi korban perang asing yang dimulainya," tulis artikel tersebut.

Krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh tindakan militer berakar dari mentalitas hegemoni Amerika Serikat. Mengharapkan negara hegemonik untuk membela hak asasi manusia negara lain (AS) adalah sesuatu yang konyol.

Bencana kemanusiaan hanya dapat dihindari dengan AS meninggalkan pemikiran hegemonik yang dimotivasi oleh kepentingan pribadi. Hanya dengan cara ini, manfaat bersama dapat dicapai dan hak asasi manusia dapat dinikmati oleh semua orang di seluruh dunia, menurut isi artikel itu.  rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA