Sanksi terhadap anggur dan produk lainnya dimulai November lalu setelah pemerintah Australia menyerukan penyelidikan independen terhadap asal-usul pandemi virus corona.
Kementerian perdagangan China mengatakan pada Jumat (26/3), bahwa tarif anti-dumping mulai dari 116,2 persen hingga 218,4 persen akan mulai berlaku pada 28 Maret mendatang, seperti dikutip dari
Taiwan News, Sabtu (27/3).
Beijing mengklaim bahwa anggur tersebut dijual dengan subsidi dan dengan harga di bawah nilai pasar, tetapi Australia membantah tuduhan tersebut dan dilaporkan telah mempertimbangkan untuk membawa masalah tersebut ke Organisasi Perdagangan Dunia.
Sebelum tarif tahun lalu, China adalah pasar terbesar untuk anggur Australia, termasuk untuk 40 persen pengirimannya, menurut laporan Bloomberg. Penjualan yang kuat di bagian lain dunia, termasuk Eropa, mengikuti pengecualian dari pasar China.
Sebagai reaksi terhadap tindakan China, penjualan 'Freedom Wine' meningkat di tempat lain, termasuk di Taiwan.
BERITA TERKAIT: