Dilaporkan
AFP, seorang pejabat AS pada Selasa (23/3) mengungkap, dua rudal ditembakkan pada Minggu (21/3).
Tidak seperti biasanya, baik Korea Selatan dan Korea Utara tidak memberikan informasi mengenai peluncuran rudal. Hal yang sama juga dilakukan oleh AS, meski mengaku telah mendeteksi peluncuran tersebut.
Pakar Korea Utara dari Stimson Center, Martyn Williams menyebut keheningan tersebut sebagai "penasaran".
"Korea Utara biasanya mengumumkan tes seperti itu setelah fakta melalui media pemerintah tetapi tidak kali ini. Tes biasanya juga dilaporkan cukup cepat setelah dilakukan melalui media Jepang dan Korea, tapi tidak ada," ujarnya.
Pakar Korea Utara lainnya, Jeffrey Lewis, mengatakan bahwa tes tersebut mungkin dilakukan terhadap rudal jelajah pertahanan pantai jarak pendek.
"Jika memang begitu, itu adalah respons yang cukup ringan terhadap latihan militer AS-ROK," katanya, mengacu pada Republik Korea.
Menurut para pengamat, peluncuran rudal itu menjadi tantangan sederhana bagi pemerintahan baru Presiden Joe Biden, sama seperti upaya pembukaan untuk terlibat dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dalam pembicaraan tentang denuklirisasi.
Peluncuran itu dilakukan hanya beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengunjungi Jepang dan Korea Selatan untuk membahas aliansi dan keamanan di kawasan. Mereka juga membahas Korea Utara yang dipandang sebagai ancaman utama.
Sebelumnya, AS dan Korea Selatan juga melakukan latihan gabungan pada 8 hingga 17 Maret, yang memancing kemarahan Pyongyang.
BERITA TERKAIT: