Usut punya usut, fenomena yang oleh media lokal dijuluki sebagai ‘Salmon Chaos’ itu terjadi karena orang-orang tersebut tergiur dengan promosi yang dilakukan jaringan restoran sushi di negara itu.
Di bawah promosi dua hari yang berakhir Kamis (18/3) waktu setempat, setiap pelanggan yang kartu identitasnya mengandung kata ‘Gui Yu’ - karakter China untuk salmon - berhak mendapatkan hadiah berupa makan hidangan sushi sepuasnya bersama lima orang teman.
Menanggapi fenomena tersebut, Wakil Menteri Dalam Negeri Taiwan Chen Tsung-yen mengeluarkan permohonan agar mereka berhenti melakukan hal itu. Dia juga meminta agar masyarakat bisa lebih berpikir rasional dan menghargai sumber daya administratif.
“Perubahan nama semacam ini tidak hanya membuang waktu tetapi juga menyebabkan dokumen yang tidak perlu,†ujarnya, seperti dikutip dari
CNA, Kamis (18/3).
“Saya berharap semua orang bisa lebih rasional tentang itu,†tambahnya.
Media lokal melakukan wawancara dengan beberapaorang yang memanfaatkan promosi tersebut.
“Saya baru saja mengganti nama saya pagi ini untuk menambahkan karakter 'Bao Cheng Gui Yu' dan kami sudah makan lebih dari 7.000 dolar Taiwan (235 dolar AS),†kata seorang mahasiswa bermarga Ma kepada saluran berita TVBS di kota Kaohsiung selatan.
Diterjemahkan secara kasar, nama baru Ma berarti: ‘Ikan Salmon yang Terlihat Menarik’.
Hal sama juga dikatakan seorang wanita bermarga Tung kepada SET TV.
“Saya telah mengubah nama depan saya menjadi salmon dan dua teman saya juga melakukannya. Kami hanya akan mengganti nama kami setelah itu,†akunya.
Nama bertema salmon lainnya yang dilaporkan di media lokal termasuk ‘Salmon Prince’, ‘Meteor Salmon King’ dan ‘Salmon Fried Rice’.
United Daily News melaporkan bahwa seorang penduduk memutuskan untuk menambahkan 36 karakter baru ke dalam namanya, kebanyakan bertema seafood, termasuk karakter untuk ‘abalone’, ‘crab’ dan ‘lobster’.
Taiwan memang mempunyai aturan mengizinkan orang untuk secara resmi mengubah nama mereka hingga tiga kali.
BERITA TERKAIT: