Brendan Crabb, direktur pusat penelitian medis Burnet Institute, mengatakan situasi di PNG merajalela dan di luar kendali.
"Ini sangat mengkhawatirkan, kami belum mencapai puncaknya, tapi kami tinggal beberapa minggu lagi dari bencana," katanya, seprti dikutip
SBS, Senin (15/3).
“Hal terpenting sekarang bukanlah 'apa?' dan 'kapan?'. Tanggapan yang tidak sempurna tetapi cepat, lebih baik daripada tanggapan yang sempurna tetapi lamban. Perlu melakukan sesuatu segera, dan jangan menundanya hingga esok," katanya.
Dengan tingkat pengujian yang sangat rendah, tidak ada cara untuk mengetahui sejauh mana sebenarnya penyebaran virus corona di PNG. Para ahli menilai, bisa saja kasus jauh lebih buruk daripada yang dilaporkan.
PNG belum melakukan vaksinasi epada warganya. Vaksin yang ditunggu tidak diketahui kapan akan tiba.
Crabb meminta pemerintah Australia untuk segera mengirim bantuan setidaknya 20.000 vaksin untuk melindungi petugas kesehatan di PNG. Meski sedikit, tetapi bantuan itu bisa menjadi penyelamat. Australia harusnya bisa melakukan itu sebab jumlah itu hanya "setetes air di lautan" dari pasokan vaksin Australia.
“Komitmen kami untuk PNG dan Pasifik sangat besar. Sayangnya, saat ini kami juga berada dalam keadaan darurat sehingga kami perlu memikirkan kembali. Namun kami akan melakukan semua yang kami bisa secepat mungkin," kata Crabb.
Jika Australia tidak segera mengirimkan bantuannya dan membiarkan virus corona di PNG bermutasi, ini akan meningkatkan kekhawatiran bagi Australia sendiri.
Senin hari ini, pemerintah Queensland mengatakan 250 dari 500 tes virus corona yang telah mereka lakukan di laboratorium atas nama PNG telah memberikan hasil positif.
"Kami harus segera meluncurkan vaksinasi di sana. Sumber virus ada di depan pintu kami, ini benar-benar berisiko," kata Perdana Menteri Queensland Annastacia Palaszczuk.
Dua dari enam kasus Covid-19 di Queensland yang telah di karantina di hotel pada hari Senin, juga berasal dari PNG.
Palaszczuk menambahkan, dia berharap punya kesempatan berbicara dengan Perdana Menteri Scott Morrison tentang situasi dalam 24 jam ke depan.
BERITA TERKAIT: