Hadang Diplomasi Vaksin China, Kelompok Quad Berkolaborasi Kirim 1 Miliar Dosis Ke Seluruh Asia Akhir 2022

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 13 Maret 2021, 09:56 WIB
Hadang Diplomasi Vaksin China, Kelompok Quad Berkolaborasi Kirim 1 Miliar Dosis Ke Seluruh Asia Akhir 2022
Menteri Luar Negeri India Harsh Vardhan Shringla/Net
rmol news logo Para pemimpin Amerika Serikat, India, Australia, dan Jepang, yang tergabung dalam kelompok 'Quad' sepakat mengumpulkan pembiayaan, produksi, dan kapasitas distribusi, untuk mengirim 1 miliar vaksin virus corona ke seluruh Asia pada akhir 2022.

Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri India Harsh Vardhan Shringla pada konferensi pers di ibu kota India, New Delhi setelah pertemuan puncak virtual empat arah pada Jumat (12/3) waktu setempat.

"Keempat negara telah menyetujui rencana untuk mengumpulkan sumber daya keuangan, kemampuan dan kapasitas manufaktur, dan kekuatan logistik untuk meningkatkan produksi dan distribusi vaksin Covid-19 di kawasan Indo-Pasifik," katanya, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (13/3).

"Kami yakin ini akan mempercepat proses pemulihan pasca pandemi dan memungkinkan keluarga dan bisnis untuk melupakan krisis Covid-19," lanjutnya.

Selain ingin memperluas vaksinasi global demi percepatan pemulihan, tujuan lain kolaborasi kelompok 'Quad' tersebut sebagai upaya untuk melawan diplomasi vaksinasi China yang berkembang di Asia Tenggara dan di seluruh dunia.

"Kolaborasi itu paling mendesak dan berharga", ujar Shringla.

Untuk mencapai tujuan tersebut, India, sebagai pembuat vaksin terbesar di dunia akan menggunakan kapasitas manufakturnya untuk membuat vaksin AS, dengan pembiayaan yang berasal dari Korporasi Keuangan Pembangunan Internasional AS dan Bank Jepang untuk Kerjasama Internasional.

Sementara, Australia akan membiayai pelatihan dan memberikan dukungan logistik jarak jauh untuk distribusi vaksin, tambahnya, yang sebagian besar akan disalurkan ke Kepulauan Pasifik, Asia Tenggara dan negara-negara di Samudra Hindia.

Inisiatif tersebut, bagaimanapun, mungkin terhambat oleh pembatasan ekspor AS pada bahan mentah penting untuk rantai pasokan vaksin India.

Shringla mengatakan masalah itu adalah masalah bilateral dengan Amerika Serikat yang telah diangkat oleh duta besar India di Washington.

"Pertimbangan diberikan pada poin yang sangat penting ini," katanya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Hubungan tersebut tidak akan mempengaruhi produksi vaksin untuk 1,4 miliar orang India, demikian Shringla. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA