Mantan pemimpin pejuang mujahidin dalam perang melawan pendudukan Soviet di Afghanistan itu memperingatkan Presiden AS Joe Biden untuk tidak membatalkan kesepakatan yang ditandatangani pemerintahan Donald Trump.
"Biden tidak bisa mendapatkan keuntungan dari kelanjutan perang di Afghanistan, dia juga tidak bisa memaksa Taliban dengan melanggar kesepakatan damai," ujar perdana menteri era 1990-an itu dalam pertemuan di markas partai Hezb-e-Islami, Kabul pada Minggu (14/2).
Berdasaran kesepakatan tersebut, AS akan menguragi jumlah pasukannya di Afghanistan dengan imbalan Taliban melakukan pembicaraan damai dengan pemerintah di Kabul.
Pemerintahan Biden sendiri berencana meninjau kesepakatan tersebut karena Taliban dianggap tidak memenuhi komitmen untuk mengurangi kekerasan di tengah dialog damai di Doha.
Selain memberikan kecaman pada AS, Hekmatyar juga memberikan kritikan tajam pada pemerintahan Afghanistan yang dianggapnya belum memenuhi janji terkait kesepakatan damai dengan para mujahidin pada 2016.
Dalam kesepakatan damai dengan Presiden Ashraf Ghani itu, pihak Hekmatyar akan diberikan tempat di pemerintahan. Dia memperingatkan akan mengelilingi istana presiden jika tuntutannya tidak dipenuhi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: