Kejadian tersebut berlangsung pada Selasa (12/1) waktu setempat di sebuah desa di wilayah Benishangul-Gumuz, dengan korban berusia antara dua hingga 45 tahun.
"Kami telah menerima informasi bahwa lebih dari 80 warga sipil tewas pada 12 Januari di daerah yang disebut Daletti, di wilayah Benishangul-Gumuz, Ethiopia," kata Aaron Maasho, seorang penasihat dan juru bicara EHRC, seperti dikutip dari
AFP, Kamis (14/1).
Desa Daletti terletak di daerah Metekel, di mana ratusan warga sipil telah dibunuh oleh penyerang menggunakan senjata, pisau, dan senjata lainnya dalam serangan yang terjadi pada September lalu.
"Serangan hari Selasa di Metekel terjadi antara pukul 5 dan 7 pagi, dengan korban berusia antara dua hingga 45 tahun," kata Aaron.
"EHRC, masih mengejar rincian lebih lanjut tentang para pelakunya dan bagaimana para korban dibunuh," lanjutnya.
Politisi oposisi menggambarkan kekerasan yang terjadi di Metekel bermotif etnis, menuduh kampanye yang ditargetkan oleh milisi etnis Gumuz terhadap anggota kelompok etnis lain di daerah itu, termasuk Amhara, kelompok terbesar kedua di Ethiopia.
Seorang yang selamat dari serangan hari Selasa, Ahmed Yimam, mengatakan kepada AFP hari Rabu bahwa dia telah menghitung 82 mayat dan mengatakan 22 orang terluka.
"Serangan kebanyakan dilakukan dengan menggunakan pisau, meski menggunakan panah dan senjata api," katanya.
"Saya khawatir akan lebih banyak serangan karena pelakunya tidak menerima hukuman, dan tidak ada pemerintahan yang berfungsi di tingkat lokal dan regional," katanya.
BERITA TERKAIT: