Aksi para demonstran itu mengikuti seruan yang sebelumnya digaungkan oleh berbagai kelompok milisi yang dikenal secara kolektif sebagai Pasukan Mobilisasi Populer (PMF), yang sebagian besar didukung oleh Iran.
Di sana mereka mengibarkan bendera Irak dan PMF serta meneriakkan slogan-slogan anti-Amerika seperti 'Amerika adalah Setan Besar', sembari membawa potret Soleimani dan Muhandis.
Kepala PMF Faleh al-Fayyad dan politisi Hadi al-Ameri, komandan milisi Organisasi Badr, ikut hadir dalam demonstrasi hari itu. Dalam orasinya, keduanya sama-sama menyerukan pengusiran pasukan AS dari wilayah mereka.
"Kami di sini hari ini untuk mengutuk apa yang telah dilakukan musuh Amerika-Israel dengan menargetkan para pemimpin kemenangan," kata salah satu pengunjuk rasa Abu Ahmed di Baghdad, seperti dikutip dari
Reuters, Senin (4/1).
"Kami menyerukan kepada pemerintah untuk mengambil sikap serius untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang membunuh (Soleimani dan Muhandis)."
Pemimpin organisasi Lebanon yang didukung Teheran, Hizbullah, mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada Minggu (3/1) malam waktu setempat, bahwa pembunuhan Soleimani menyebabkan dampak serius di wilayah tersebut.
"Menghapus Amerika dari wilayah ... tidak akan menjadi serius dan tujuan yang dinyatakan bahwa orang-orang di wilayah harus bekerja untuk (mencapai) jika bukan karena insiden bersejarah ini," kata Sayyid Hassan Nasrallah, seraya menambahkan bahwa Iran memiliki kekuatan dan mampu merespons secara militer.
Soleimani, kepala unit elit Pengawal Revolusi Iran di luar negeri, tewas bersama dengan pemimpin milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis, dalam serangan pesawat tak berawak AS terhadap konvoinya di bandara Baghdad pada 3 Januari 2020.
Washington menuduh Soleimani menjadi dalang serangan yang dilakukan oleh milisi yang berpihak pada Iran di AS.
BERITA TERKAIT: