Gara-gara Varian Baru Virus Corona, Ribuan Pengemudi Truk Dari Inggris Ngamuk Karena Tidak Bisa Masuk Prancis

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 24 Desember 2020, 15:21 WIB
Gara-gara Varian Baru Virus Corona, Ribuan Pengemudi Truk Dari Inggris Ngamuk Karena Tidak Bisa Masuk Prancis
Ribuan pengemudi truk hars antre untuk kembali ke Prancis dan Uni Eropa. di daerah Dover/Net
rmol news logo Kepala Transportasi Uni Eropa menyesalkan sikap Prancis yang telah menutup akses masuk truk-truk dari Inggris pada Rabu (23/12) waktu setempat.

Komisaris Eropa untuk Transportasi, Adina Valean, mencap insiden pelarangan masuk truk dari Inggris itu sebagai 'krisis', mengatakan bahwa dia menyesalkan tindakan Prancis yang melanggar rekomendasi UE dengan menutup perbatasannya.

Sekitar 10 ribu pengemudi truk berharap bisa kembali ke UE. Mereka juga mendesak negara lain untuk tidak ikut-ikutan menerapkan larangan mengemudi saat liburan, dan mengizinkan pengemudi kembali ke keluarga mereka untuk merayakan Natal.

Ribuan truk terjebak di Kent setelah Prancis menutup rute lalu lintas sebagai tanggapan atas kekhawatiran penyebaran varian baru virus corona yang lebih mudah menular, yang berasal dari di Inggris.

Rute dibuka kembali pada Rabu pagi, tetapi para pengemudi  harus dapat menunjukkan bukti tes negatif yang dilakukan dalam 72 jam terakhir agar dapat menyeberang ke Prancis.

Pengemudi truk yang terdampar itu akhirnya bentrok dengan petugas polisi di Dover. Para pengemudi sempat mengejek dan mencemooh polisi karena kesal dengan pemberlakuan itu.

Bentrokan terjadi ketika ketegangan memuncak setelah pengemudi yang mengantri di Dover diberitahu oleh polisi untuk memberikan laporan bebas Covid-19 atau melakukan pengujian di Manston. Peraturan yang tiba-tiba itu dirasa menyulitkan, kata seorang pengemudi kepada kantor berita  LBC.

Dalam serangkaian tweet, Valean menulis: "Sekitar 10.000 pengemudi truk berusaha untuk kembali ke Uni Eropa. Ribuan lainnya sudah berada di daerah Dover dengan kendaraan mereka."

Ia mengatakan pihaknya terus bekerja keras mengupayakan agar blokir dibuka antara dua negara Eropa, Prancis dan Inggris.

"Kami melakukan komunikasi, mengimbau agar segala tindakan harus proporsional dan non-diskriminatif, dan menyerukan pencabutan semua pembatasan bagi pekerja transportasi," kata Valean.

Upayanya itu mulai menunjukkan hasil. Beberapa truk sudah mulai dibolehkan bergerak. Tetapi belum semuanya. Itu berkat bantuan Inggris yang segera turun untuk mulai melakukan pengujian ke para pengemudi dengan kapasitas 300 tes per jam.

"Saya menyesalkan bahwa Prancis melanggar rekomendasi kami dan membawa kami kembali ke situasi di bulan Maret, di mana awal pandemi dan ketika rantai pasokan terputus," kata Valean, seperti dikutip dari IBC, Kamis (24/12).

Manston Airfield dijadikan sebagai pusat pengujian. Semua pengemudi diharuskan untuk mengurus sendiri pengujian tes bebas virus corona di kabin mereka di bawah pengawasan otoritas.

Wakil Menteri Prancis untuk Urusan Eropa, Clément Beaune, membantah bahwa negaranya telah gagal untuk menegakkan rekomendasi UE.

"Kami telah benar-benar mengikuti rekomendasi UE. Sekarang, kami lebih terbuka daripada negara-negara Eropa lainnya, setelah bekerja sama dengan otoritas Inggris dalam protokol ini," ujarnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA