Tak Terima Puisi Erdogan Dikritik, Pejabat Tinggi Turki Kutuk Pemerintah Iran

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 13 Desember 2020, 14:46 WIB
Tak Terima Puisi Erdogan Dikritik, Pejabat Tinggi Turki Kutuk Pemerintah Iran
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/Net
rmol news logo Perselisihan antara Iran dan Turki terjadi. Pemerintah Turki mengecam langkah Iran yang mengkritik pidato Presiden Recep Tayyip Erdogan ketika mengunjungi Azerbaijan.

Ketua Parlemen Turki, Mustafa Sentop menyatakan kecamannya terhadap pemerintah Iran dalam unggahan di akun Twitter-nya pada Sabtu (12/12).

"Sikap tidak pantas dari beberapa pejabat Iran terhadap presiden kami, yang selalu dengan berani membela hukum terhadap embargo dan isolasi yang diberlakukan di Iran, tidak akan pernah bisa diterima," tulis Sentop, seperti dikutip Yeni Safak.

"Saya mengutuk keras pernyataan tidak berdasar dan publikasi jelek (dari Iran)," tambahnya.

Kecaman itu muncul setelah Kementerian Luar Negeri Iran memanggil Duta Besar Turki di Teheran, Derya Ors pada Jumat (11/12).

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan pemanggilan itu dilakukan untuk memberi kutukan keras atas puisi Azeri-Iran yang dibacakan oleh Erdogan ketika menghadiri parade kemenangan atas konflik Karabakh di Baku, Azerbaijan pada Kamis (10/12).

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif juga mengatakan puisi yang dibacakan oleh Erdogan menargetkan integritas teritorial Iran.

"Presiden Erdogan tidak diberitahu bahwa apa yang dia ucapkan dengan buruk di Baku mengacu pada pemisahan paksa wilayah dari Ibu Pertiwi Iran. Tak seorang pun dapat berbicara tentang Azerbaijan tercinta kami," kata Zarif mengacu pada wilayah barat laut Iran yang menjadi tempat bermukimnya etnis Azeri.

Puisi Azeri-Iran sendiri berisi pembagian wilayah Azerbaijan antara Rusia dan Iran pada abad ke-19. Puisi itu dikhawatirkan dapat memicu gerakan separatis di antara kelompok minoritas Azeri di Iran. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA