Puluhan Jurnalis Sebut Putusan Jaksa Atas Kematian Wartawan Regina Martinez Tahun 2012 Ceroboh Dan Cacat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 07 Desember 2020, 09:49 WIB
Puluhan Jurnalis Sebut Putusan Jaksa Atas Kematian Wartawan Regina Martinez Tahun 2012 Ceroboh Dan Cacat
Makam Regina Martínez di pemakaman Panteón Bosques del Recuerdo, Xalapa. Foto: Kisah Terlarang/Net
rmol news logo Puluhan jurnalis mengatakan bahwa pihak berwenang di negara bagian Veracruz, Meksiko, telah melakukan penyelidikan yang ceroboh atas kasus pembunuhan Regina Martinez, seorang reporter yang menyelidiki adanya dugaan hubungan antara kartel narkoba dan politisi.

Sebanyak 60 jurnalis dari 25 media di seluruh dunia termasuk Proceso mengatakan bahwa mereka telah menghabiskan 10 bulan untuk melanjutkan investigasi Martinez yang belum selesai, sebagai bagian dari 'The Cartel Project' yang dikoordinasikan oleh Grup Forbidden Stories yang berbasis di Paris.

Mereka mengkritik penyelidikan resmi atas pembunuhannya sebagai 'cacat' dan menyatakan bahwa pria yang dihukum karena kematiannya, Jorge Antonio Hernandez, yang dikenal sebagai 'El Silva', hanyalah kambing hitam.

Sebelumnya jaksa menyatakan bahwa pembunuhan Martinez, seorang koresponden majalah berita Proceso yang ditemukan dicekik di rumahnya pada April 2012 di Veracruz bermotif perampokan biasa.

Martinez dibunuh pada 28 April 2012 di bungalo sederhana di ibu kota negara bagian, Xalapa. Dia melawan balik, tetapi dikalahkan oleh seorang penyerang yang memukulinya dengan parah dan mematahkan rahangnya sebelum membuatnya sesak napas dengan handuk piring.

Pada saat kematiannya, Martinez sedang bersiap untuk mempublikasikan penyelidikan yang luar biasa, yang bertujuan untuk menetapkan peran pejabat dan pasukan keamanan lokal dalam menyembunyikan kasus hilangnya ribuan orang.

Menurut Proceso, otoritas Veracruz mengerahkan operasi politik, media dan hukum untuk memaksakan dengan cara apa pun versi bahwa Martinez dibunuh oleh dua pencuri.

Investigasi menemukan bahwa narasi resmi tentang pembunuhan itu disebarkan secara online melalui kampanye disinformasi yang terorganisir menggunakan akun media sosial palsu.

Menurut salah satu teman Martinez, pembunuhan itu sebagai cara untuk menutupi kebenaran.

"Dengan membunuhnya, mereka membakar perpustakaan Babel," katanya.

Sebagian besar pekerjaan Martinez berfokus pada dua gubernur negara bagian Veracruz, Fidel Herrera dan Javier Duarte.

Duarte, yang saat ini menjalani hukuman penjara karena korupsi, membantah terlibat dalam kematian Martinez. Sementara Herrera tidak menanggapi permintaan komentar apapun.

Lebih dari 100 jurnalis telah dibunuh sejak tahun 2000 di Meksiko, di mana kelompok hak asasi Reporters Without Borders secara teratur menempatkan negara tersebut sebagai salah satu negara paling berbahaya di dunia untuk media berita.

Proceso mengatakan, dari mereka yang tewas, sebanyak 28 wartawan telah dibunuh di Veracruz dan delapan lainnya telah hilang ketika Herrera dan Duarte berkuasa. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA