Kasus ini menjadi salah satu kasus yang memicu kemarahan publik yang meluas atas meningkatnya kejahatan penculikan di pulau itu, apalagi ada kecurigaan bahwa polisi terlibat dalam aksi penculikan selama ini.
Telemaque dilaporkan diculik pada Sabtu (28/11) pagi di sebuah jalan dekat Rumah Sakit Universitas Negeri Haiti (HUEH), di Port-au-Prince. Dia kemudian dibebaskan sehari kemudian, yakni pada Minggu (29/11) malam waktu setempat, setelah membayar uang tebusan dalam jumlah yang tidak diketahui, ungkap media lokal.
"Ketika Anda meninggalkan rumah, Anda ragu apakah Anda akan kembali. Ibu, ayah, pasangan, orang tua. Kita semua hidup dalam kecemasan sehari-hari dan terus-menerus,†kata Bead Charlemagne Charlorin, seorang magang HUEH yang bergabung dengan aksi protes pada Senin (30/11) di jalan-jalan Port-au-Prince, seperti dikutip dari
AFP, Selasa (1/12).
Sebagai aksi solidaritas dengan demonstrasi oleh para magang di rumah sakit utama negara pulau itu, beberapa fasilitas perawatan kesehatan menangguhkan semua kegiatan perawatan yang tidak mendesak pada hari Senin.
“Setiap hari, setidaknya empat kasus penculikan yang diikuti dengan permintaan tebusan dicatat. Beberapa orang tua, mereka sangat jarang, membicarakannya. Mayoritas harus membayar tebusan untuk anak mereka, untuk kerabat mereka, untuk mendapatkan mereka kembali,†kata Marie Rosy August Ducena, dari Jaringan Hak Asasi Manusia Nasional.
Selain itu, warga ibu kota Haiti juga merasa panik karena anggota kepolisian dituduh terlibat dalam aksi penculikan tersebut.
“Beberapa korban sebenarnya mengatakan mereka didekati oleh petugas polisi, diculik dengan kendaraan polisi nasional Haiti,†kata Ducena.
“Kami yakin itu tergantung pada inspektur jenderal polisi nasional untuk campur tangan, menyelidiki dan menghukum semua petugas polisi yang terlibat di satu tingkat atau lainnya dalam tindakan tersebut,†lungkapnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada komentar dari pihak kepolisian Haiti.
BERITA TERKAIT: