Peristiwa bersejarah itu dicatat pada Jumat (27/11), seperti dilaporkan
CGTN pada Selasa (1/12).
Keberhasilan tersebut merupakan perkembangan baru bagi upaya China untuk mengurangi ketergantungan teknologi tinggi pada negara Barat dan masuk ke dalam program lima tahunannya.
"Ini menandai China memecah monopoli teknologi tenaga nuklir asing dan secara resmi memasuki gelombang pertama teknologi negara-negara maju," tulis China National Nuclear Corporation (CNNC), dalam pernyataan tertulisnya.
Hualong One merupakan desain reaktor generasi ketiga yang menjadi salah satu yang paling aman dan tercanggih di dunia.
Reaktor tersebut memiliki 177 inti yang akan diganti setiap 18 bulan selama 60 tahun ke depan.
Menurut
South China Morning Post, Hualong One akan menghasilkan sekitar 10 miliar kilowatt-jam listrik per tahun dan memangkas emisi karbon sebesar 8,16 juta ton.
Dengan begitu, program itu juga sesuai dengan visi China untuk memiliki nol karbon pada 2060.
Data dari Asosiasi Nuklir Dunia menunjukkan, China memiliki 49 reaktor nuklir yang menghasilkan total listrik sebesar 47.500 megawatt.
Nikkei memuat, China juga tengah membangun tujuh reaktor nuklir serupa dengan Hualong One, empat di antaranya telah disetujui.
BERITA TERKAIT: