Dalam surat yang dimuat di situs Ketua Komite Intelijen DPR AS, Adam Schiff, beberapa senator itu mengungkapkan keprihatinannya terhadap situasi di wilayah yang menjadi konflik selama berbulan-bulan itu.
"Meskipun kami menyambut perdamaian yang sudah disepakati, kami tetap sangat prihatin tentang kesulitan jangka pendek dan jangka panjang yang tercantum dalam kesepakatan damai itu. Mereka tidak melakukan apa pun untuk menyelesaikan masalah status akhir Nagorno-Karabakh," isi surat itu, dikutip dari
RIA Novosti.
Para demorat juga mengungkapkan, akhir yang tragis dari perang itu bisa dihindari jika hanya Amerika Serikat dan masyarakat internasional yang bertindak tegas.
“Sudah terlalu lama kami menahan retorika Turki dan Azerbaijan, atas perang di Karabakh. Asilnya sekarang jelas terlihat. Setelah Anda mengambil posisi (kepresidenan), Anda akan memiliki kesempatan untuk menerapkan kebijakan baru terhadap wilayah tersebut, kebijakan yang akan mendukung demokrasi, hak seseorang, dan hak untuk menentukan nasib sendiri," lanjut surat itu.
Para demokrat juga meminta Biden dan pemerintahan barunya untuk berhenti memberikan bantuan militer kepada Azerbaijan, dan ikut bergabung dalam negosiasi tentang status Nagorno-Karabakh di bawah naungan OSCE Minsk Group. Selain itu memberikan bantuan kemanusiaan dan mendukung upaya untuk membersihkan ranjau dan mengembalikan pengungsi Armenia.
Perlu mempertimbangkan kembali kebijakan AS terhadap Turki, negara yang sebagai anggota NATO telah berulang kali bertindak melawan kepentingan AS. AS perlu memperkuat hubungan dengan Armenia, menurut isi surat para demokrat itu.
Pada Selada (10/11) para pemimpin Rusia, Azerbaijan, dan Armenia, menandatangani pernyataan bersama genjatan senjata di Nagorno-Karabakh. Menurut pernyataan itu, sejumlah daerah yang diduduki Armenia akan berada di bawah kendali Azerbaijan. Pihak-pihak yang bersengketa juga harus bertukar tahanan, dan pasukan penjaga perdamaian Rusia dikerahkan di sepanjang garis kontak dan di sepanjang koridor Lachin yang menghubungkan Karabakh dengan Armenia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: