Titik terang perdamaian di Afghanistan mulai muncul sejak awal tahun ini. Tepatnya ketika kelompok Taliban sepakat untuk duduk satu meja dengan Amerika Serikat membahas soal kemungkinan damai.
Hal itu pun berlanjut dengan dialog yang digelar oleh pemerintah Afghanistan dengan Taliban di Doha, Qatar, pertengahan September lalu.
Saat ini, proses perdamaian antara kedua belah pihak tersebut masih terus berlangsung. Di saat seperti ini, Indonesia sebenarnya bisa mengambil peranan penting dalam mendorong perdamaian di Afghanistan.
"Indonesia merupakan negara yang gencar mendorong perdamaian di Afghanistan. Hal tersebut konsisten dilakukan oleh Indonesia, baik melalui saluran bilateral maupun multilateral di forum-forum internasional," ujar Wakil Dekan FISIP UIN Jakarta, Badrus Sholeh Ph.d dalam program mingguan
RMOL World View bertajuk
"Indonesia Untuk Afghanistan Yang Damai" yang diselenggarakan oleh
Kantor Berita Politik RMOL.ID pada Senin (19/10).
Dia menambahkan bahwa Indonesia juga memiliki national interest yang besar untuk membantu perdamaian, bukan hanya di kawasan Asia Pasifik, tapi juga Timur Tengah.
Terlebih, jelas Badrus, kedekatan Indonesia dan Afghanistan sudah berlangsung lama. Indonesia diharapkan bisa terlebih lebih aktif dalam negosiasi damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban.
"Indonesia diakui oleh kedua belah pihak (yang bertikai) yakni pemerintah Afghanistan dan Taliban. Di satu sisi ada
state actor yang memiliki hubungan baik dengan pemerintah Afghanistan. Di sisi lain, ada juga peran dari organisasi Nahdlatul Ulama (NU) (sebagai
non-state actor) yang membawa perubahan besar dalam kelompok Taliban," papar Badrus.
"Mereka (NU) membantu Taiban berubah dari semula 'kelompok ekstrimis teroris' menjadi 'kelompok demokratis terbuka' yang saat ini siap untuk negosiasi," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: